Selasa, 11 September 2012

Obama 'tidak bisa' bertemu perdana menteri Israel


Gedung Putih membantah laporan bahwa Presiden Barack Obama menolak bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bulan ini.

Tim Netanyahu meminta diadakannya pembicaraan bilateral antara kedua pemimpin tersebut dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, tetapi para pejabat AS mengatakan jadwal Obama yang ketat tidak memungkinkan pertemuan itu dilakukan.

Ini adalah pertama kalinya Netanyahu tidak bertemu Obama dalam lawatannya ke AS sejak 2009.

Sebelumnya Netanyahu mengkritik AS karena dinilai tidak tegas dalam isu program nuklir Iran.

Negara-negara Barat yakin Iran berusaha membuat senjata nuklir, klaim itu dibantah oleh Teheran.

Ancaman nuklir Iran

Para pejabat AS mengatakan presiden dan Netanyahu 'aktif berkomunikasi' dan pemimpin Israel itu akan bertemu dengan Menlu AS Hillary Clinton.

Obama, yang sedang sibuk dengan kampanye pemilu presiden, dijadwalkan berpidato di PBB pada 25 September sedangkan Netanyahu pada 28 September.

"Mereka hanya tidak berada di kota yang sama pada waktu bersamaan saja," kata juru bicara Gedung Putih Tommy Vietor.

Ia menambahkan, "Berlawanan dengan laporan pers sebelumnya, tidak pernah ada permintaan pertemuan antara perdana menteri dan presiden di Washington, dan tidak ada permintaan yang ditolak."

Vietor juga mengatakan Obama tidak dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan bilateral apa pun saat sidang umum berlangsung.

Gedung Putih dalam sebuah pernyataan Selasa malam mengatakan Obama baru saja berbicara dengan Netanyahu selama satu jam.

"Kedua pemimpin mendiskusikan ancaman program nuklir Iran, dan kerja sama erat terkait Iran dan isu-isu keamanan lainnya," kata pernyataan itu.

"Presiden Obama dan Perdana Menteri Netanyahu menegaskan kembali bahwa mereka satu suara dalam upaya mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, dan sepakat untuk melanjutkan konsultasi ini ke depan."

Pengumuman itu datang setelah Netanyahu membuat pernyataan mengutuk negara-negara lain karena gagal menarik "garis merah" atas Iran.

Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar